Selasa, Desember 28, 2010

bermain

melihat sayatan kata-kata membuat saya seperti bermain dalam taman imajinasimu yang terus menarik semua yang nyata menjauh menjadi sebongkah dunia yang absurd
melihat sayatan luka-luka membuat saya seperti bermain dalam kolam kepingan nyeri yang mereka tusukkan di kala pelangi abu-abu
melihat kecupan kerinduanmu kepada senja membuat saya seperti melangit ke ujung horizon tidak bertepi
melihat senja saya seperti terjatuh ke dalam pukulan hujan yang keras

Minggu, November 28, 2010

Namanya (dialog epilog 1)

Namanya Niar, seperti nama-nama gadis indonesia umumnya, tidak ada yang istimewa dengan nama niar, paling tidak, tidak untuk ku, niar dalam bahasa Indonesia tidak berarti apa-apa, tapi coba balik huruf terakhir ke huruf pertama N-I-A-R, dibalik menjadi R-A-I-N, dalam bahasa Inggris berarti hujan. menyejukkan bagi yang menyukainya. terlalu merepotkan bagi yang tidak terlalu menyukainya. seperti namanya, dia tipe orang yang tenang, tidak suka keributan, apalagi di tengah-tengah keramaian, sebisa mungkin dia menghindarinya, aku bisa menjumpai niar ini di tempat-tempat yang kalian kira umum tapi sebenarnya tidak terlalu umum, kadang aku melihat dia di kedai-kedai kerajinan tangan asli daerah, atau malah kadang di toko-toko gadget ternama, tak tertebak. kadang kami hanya terdiam berjam-jam lamanya, kadang kami bercanda tertawa sejadi jadi nya, kadang kami menghilang entah kemana berdekapan, yah begitulah niar, nama yang serba misteri untukku. namaku awan